Sabtu, 24 September 2011

Menyehatkan Ruang Ber-AC

Pict from here
Dalam masyarakat modern sekarang ini, semakin banyak dari kita yang mengatasi kegerahan ruangan dengan memasang pesawat AC atau kepanjangannya dalam bahasa Inggris, "Air Conditioner". Sebagai orang kota yang gerah kita makin berubah menjadi manusia berbudaya AC. Seharian kita berhadapan dengan barang ini, ketika bekerja, dalam perjalanan naik mobil pun mutlak ber-AC. Beristirahat atau tidur di rumah, rusun, apartemen dan kondominium juga otomatis menghirup udara AC.


Udara kalengan ini memang nyaman, tetapi ada kalanya bisa menyakitkan (menyebabkan kita sakit). Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari kaku otot, meriang kedinginan, sampai bersin-bersin karena alergi debu halus yang melayang-layang tak kasat mata.

Orang yang alergi terhadap debu halus dan bau-bauan tertentu seringkali bersin-bersin apabila memasuki ruangan ber-AC yang kurang bersih, seperti misalnya kotoran karena debu yang tersangkut pada karpet dan jarang dibersihkan (disedot). Tapi begitu ia keluar dari ruangan, bersin-bersinnya segera sembuh. Ia mengalami sick building syndrome.

Baru setelah meja kerjanya diberikan tanaman paku sepat dalam pot yang artistik dan di lantai dekat meja itu diberi karet kebo (juga dalam pot), ia sembuh dan dapat bekerja dengan tenang dan produktif, tidak bersin-bersin ataupun batuk-batuk pada periode waktu tertentu. Tanaman ini termasuk barisan tanaman hias indoor yang mampu memfilterasi udara kotor dalam ruangan dan menghembuskan O2 murni sebagai pembersih.




Wooow, cukup menarik bukan. Penemuan ini dilakukan oleh Dr. B. C. Wolverton. Dia dulunya bekerja sebagai peneliti di NASA, namun keluar untuk mendirikan perusahaan Wolverton Environment Services di Picayune, Mississippi. Dalam penemuannya itu, ia melakukan uji coba terhadap 50 jenis tanaman  indoor yang diberikan polutan berupa formalin, bensen dan trikloroetilen. Hasilnya 10 jenis diantaranya yang dianggap paling efisien yakni; Palem Kuning, Waregu, Palem Bambu, Palem Funiks, Karet Kebo, Paku Sepat, Dracaena deremensis 'Jane Craig', Hedera helix, Ficus maclellandi 'Alii' dan Spathiphyllum speciosum. Adapun alasan digunakannya formalin (penumpas kuman), bensen (pembersih noda) dan trikloroetilen (pelarut tinta cetak & cat) yaitu karena bahan-bahan tersebut banyak dipakai dalam obat-obat perkantoran dan rumah tangga modern. Bahan kimia itu diabsorbsi oleh tanaman percobaan rata-rata 40-80%. Diduga, setelah diserap bahan ditransportasikan ke akar dalam tanah, kemudian mikroba berpesta pora mengganyangi (mengubah) bahan itu menjadi senyawa lain yang tidak mengganggu kesehatan manusia.



Nah, deri uraian di atas, apa saja sih yang bisa kita ambil?
Kita bisa meniru memakai beberapa tanaman indoor diatas untuk membersihkan ruangan. Pemeliharaannya mudah, dan apabila anda tidak ingin memeliharanya, cukup melanggan dari salah satu perusahaan rental tanaman hias indoor yang memanfaatkan peluang ini di kota-kota besar.

Namun ingat, seminggu sekali tanaman perlu diganti (digilir) dengan tanaman indoor lain, yang sementara itu sudah cukup beristirahat di kebun pekarangan rumah. Kalau tidak, mereka sendiri akan merana kekurangan cahaya matahari untuk dapat berfotosintesis. Selamat mencoba, Stezers! :)

@dicka_erd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar