Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Oktober 2011

Manfaat Isi Lambung Sapi

Adapted from : INTISARI NO. 423 EDISI OKTOBER 1998 HALAMAN 122-123


Pic from here
Kalau sampah basah seperti sisa sayuran dari dapur, sisa makanan dari warung dan sampah daun dikomposkan begitu saja, prosesnya lama sekali sebelum hasilnya dapat dipungut. Selama itu, baunya menyengat hidung. Karena itu, para petani mengompos sampahnya dalam lubang di halaman yang jauh dari rumah. Lubang itu ditutup agar bau busuknya tidak berhamburan.

Petani yang lebih maju, mengompos sampah rumah dan kebunnya tidak dalam lubang, tetapi di bawah naungan atap gubuk yang sengaja dibangun untuk itu. Sampah ditimbun dengan diselingi jerami dan ditaburi pupuk kandang agar proses dekomposisi (pembongkaran) sampah berjalan lebih cepat.  Itu berkat jasa renik dari pupuk (kotoran) kandang. Rata-rata hanya memakan waktu enam bulan. Tetapi, sementara proses belum berakhir, tak urung juga baunya busuk mencemari lingkungan.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Pelajarpun Butuh Berwirausaha

Pic from here
Pada era globalisasi sekarang ini, sulit untuk menemukan pekerjaan pada instansi-instansi yang memang menampung jumlah tenaga kerja yang terbatas. Sebagai solusi, banyak kampanye-kampanye yang menghimbau masyarakat untuk berwirausaha bermunculan. Pemerintah pun juga turut andil dalam kampanye ini dan melakukan segelintir sosialisasi pada lapisan masyarakat di negara kita, Indonesia. Contohnya saja pada kurikulum kegiatan belajar mengajar saat ini, kita mendapatkan pelajaran tentang kewirausahaan. Namun banyak orang beranggapan bahwa berwirausaha adalah pilihan terakhir bagi mereka yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Ada juga anggapan mengenai berwirausaha hanya perlu kita lakukan ketika kita sudah beranjak dari bangku pendidikan dan mendapatkan ijazah tanda tamat belajar. Inilah yang akan kita bahas saat ini.