Jumat, 14 Oktober 2011

Masihkah Disebut Vandalisme?

Pic from here
   Vandalisme atau sering disebut dengan perusakan sarana umum. Salah satu bentuk dari vandalisme adalah aksi corat-coret tembok perumahan, jembatan layang, pagar dan lain sebagainya. Banyak orang ditahan oleh polisi akibat melakukan aksi corat-coret tembok maupun sarana umum tersebut. Mungkin masyarakat juga merasa terganggu bahkan risih dengan melihat corat-coret yang tidak teratur. 

Pemandangan yang semula indah dan tata letak yang awalnya tertata rapi, menjadi semrawut akibat ulah tangan-tangan yang kurang bertanggung jawab. 

Biasanya vandalisme seperti ini melanda rumah-rumah maupun pertokoan yang terletak dipinggir jalan, terutama jalan raya. Hingga mereka memasang tulisan "jangan corat-coret" agar para pelaku vandalisme menghentikan aksi mereka.

Pic from here
   Tapi, bagai mana dengan gambar diatas? masihkah disebut dengan vandalisme?

  Tidak semuanya bentuk corat-coret tembok itu dikatakan sebagai vandalisme. Karena corat-coret yang mempunyai tema biasanya berisikan suatu pesan kepada masyarakat. Corat-coret yang memiliki tema, tertata dalam penempatan dan terkonsep disebut dengan mural.  Dapat kita lihat dengan jelas bahwa gambar mural tersebut memberikan efek positif bagi pemandangan, pemikiran, dan kreatifitas. 
  • Pemandangan: mural dapat memperindah tatanan kota, dari yang awalnya lugu menjadi semarak. Bukan semrawut, tetapi memberikan warna yang lebih agar terlihat lebih expresif dari kota tersebut.
  • Pemikiran: tidak jarang mural tersebut berisikan tentang nasihat-nasihat, dan dari nasihat tersebut kita dapat belajar.
  • Kreatifitas: dari segi orang yang membuat mural, mereka dapat mengekspresikan kreatifitas mereka. Bahkan mereka akan berusaha membuat agar mural tersebut layak dan bagus untuk dilihat semua orang. Jadi mereka tidak asal membuat, tetapi tertata.
   Dan tahukah anda, membuat mural dapat mendatangkan penghasilan. Bagi sebagian orang yang mempunyai potensi menggambar yang lebih, mereka dapat menghasilkan uang lewat bekerja membuat mural tersebut. Sekarang banyak provider yang membutuhkan tenaga mereka untuk ikut serta dalam mengiklankan produk mereka. Jembatan layang, rumah pinggir jalan raya, tembok-tembok dan berbagai tempat stategis lainnya. Banyak juga orang-orang perumahan menggunakan jasa mereka untuk menghias kamar mereka sebagai pengganti wallpaper.

   Selain itu, tak jarang juga sekolah-sekolah menyediakan tembok kosong untuk di mural oleh siswa-siswi mereka. Tujuannya adalah selain meningkatkan kreativitas juga menyampaikan nasihat. Dan juga banyak diselenggarakan perlombaan mural untuk membuktikan kepada bangsa bahwa generasi penerus bangsa memiliki daya kreatifitas yang tinggi.

   Jadi, apakah masih disebut dengan vandalisme?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar