Jumat, 12 Agustus 2011

Cerminan Pemimpin Bangsa, Potret Kondisi Masyarakatnya

Pic from here
Kini di era peradaban yang terus meroda kencang tidak sedikit permasalahan yang mendera perjuangan Indonesia mewujudkan goal yang dicanangkan. Teknologi yang selalu di up-grade dengan menemukan inovasi-inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang ternyata tidak melulu membawa dampak yang baik bagi pemakainya. Bahkan kadang-kadang menimbulkan polemik di kancah pemerintahan dan masyarakat sosial, sehingga tak jarang menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang rumit.
Kita tentu meyakini di pulau-pulau seberang masih terdapat sekian juta penduduk atau bahkan lebih yang hidupnya diselimuti oleh krisis pangan, aksi terorisme, intimidasi, kemiskinan, kerusuhan dan lain lain. Dimana mereka tidak tahu sampai kapan akhir dari semua itu. Mereka tidak mengerti arah hidup selanjutnya yang hitam putih. Mereka juga tidak sadar kalau dunianya masih berkabung di saat orang-orang yang hidup di sisi lain bumi ini menikmati fasilitas hidup yang mewah, menangkring di atas keping logam dan lembaran juta yang siapa tahu itu adalah sebagian dari jatah mereka. Tapi mereka sangat tahu dan paham bahwasanya mereka punya sosok pemimpin yang duduk di kursi-kursi pemerintahan.
Pic from here


Fenomena lain yang akhir-akhir ini lagi 'booming' adalah "pejabat negara yang menyandang gelar koruptor dengan senyum kebanggaan. Korupsi. Cukup jelas dan banyak yang paham apa itu korupsi. Korupsi adalah perilaku buruk atau baik pun juga sudah pasti mempunyai jawaban. Artinya korupsi bukan merupakan hal yang masih diragukan lagi kebenaran perbuatannya. Lalu mengapa budaya korupsi yang kebanyakan dilakukan oleh pejabat sudah mengakar di Indonesia? Barangkali inilah pertanyaan yang selalu mendapat jawaban beragam dari elemen-elemen masyarakat kita. Ada yang berpendapat kalau mereka (koruptor) tidak punya rasa malu, tidak beragama tapi bertuhankan uang, mencari sensasi dan lain sebagainya. Tapi beginilah tabiat nyata para pejabat yang melakukan korupsi di Republik Indonesia ini. Indonesia kini sangat merindukan sosok pemimpin yang ideal, berani memerangi korupsi dengan tegas serta mampu mewujudkan target-target yang telah dicanangkan untuk membangun negeri. Indonesia membutuhkan pemimpin yang sanggup menghadapi tantangan yang makin berat dan kompleks seiring langkah memajukan negeri ini.

Barangkali adanya krisis moral bisa menimbulkan gejala krisis kepemimpinan yang berkepanjangan karena pemimpin hadir untuk suatu jaman. Dan tiap jamannya mempunyai gaya yang berbeda-beda. Dan tidak bisa dipungkiri keberadaan sosok pemimpin di kancah pemerintahan ditentukan oleh tinggi rendahnya kepercayaan masyarakat kepadanya. Ini artinya pemimpin bangsa harus mampu membangun kepercayaan bahwa dirinya mampu mewujudkan goal yang ada. Selain itu keberpihakannya pada kepentingan-kepentingan rakyat juga menjadi faktor yang menentukan. Pada intinya bagaimana membenarkan makna dan perilaku sosok pemimpin sebagai 'great leader' yang selama ini disalah kaprahkan. Kiranya Indonesia sudah bejibun orang-orang yang suka memperkaya diri sendiri. Karena itu korupsi menjadi fenomena yang maha dahsyat merongrong kewibawaan negeri ini. Cukup. Cukup sampai di sini! Korupsi adalah satu potret kondisi masyarakat Indonesia kini, maka ubahlah paradigma ini menjadi satu kongklusi bahwa 'Indonesia bisa', karena berani hentikan korupsi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar