pic from here |
pic from here |
pic from here |
Gambar diatas merupakan contoh dari penggambaran wayang tengul (kiri) dan wayang orang (kanan).
Persamaan dari semua wayang tersebut adalah tentang cerita yang mengangkat dari kehidupan manusia aslinya. Penokohannya pun juga di sesuaikan dengan sifat manusia pada aslinya. Sifat wayang tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri fisiknya, yaitu:
- Hidung Walmiring : kelihatan seperti pisau belati kecil untuk menunjukkan kehalusan watak dan kebangsawanan, contohnya Arjuna, Samba, Kresna
- Hidung Pelokan : Seperti separo bagian buah mangga, menunjukkan persamaan watak raksasa: kasar dan kuat. Contoh : Buto Rotor, Bragolba dll
- Hidung Panggotan : Dengan mulut gusen menunjukkan watak buas dan kejam. Contoh : Raden Indrajid dan Raden Kongso
- Hidung Bentulan : Mengungkapkan keprajuritan. Contohnya: Gatotkaca, Gondomono, Brotoseno
- Ada beberapa bentuk hidung yang menunjukkan kekonyolan atau kelucuan, tapi tidak dijelaskan bentuknya seperti Hidung Bruton yang dimiliki Bagong, hidung sumpelnya sumpel dan Limbuk, hidung terongnya gareng, hidung cempaluknya petruk, dan hidung pesekannya Togog, Mbilung, dan Wanoro
- Mulut Domis : bentuk mulut yang memperlihatkan keelokan dan watak sensitive, merupakan bentuk mulut yang dimiliki Ksatria
- Gusen tanggung : menggambarkan watak sok serba tahu seperti mulutnya Sengkuni dan Kartomarmo
- Ngablak : terbuka dan kelihatan gusinya, menggambarkan watak raksasa
- Gabahan : seperti biji beras, mata para ksatria
- Kedhelen : seperti biji kacang, misalnya pada Setyaki, Baladewa
- Kedhondongan: Seperti biji Kedhondhong terdapat pada Sengkuni dan Kartomarmo
- Penanggal : bentuknya seperti bulan sabit, menunjukkan watak yang tidak bisa dipercaya seperti Buto cakil dan Pandito Durno
- Pelengan : Menggambarkan karakter bawaan yang kejam seperti pada Indrjid
- Kolikan: menggambarkan watak lucu, seperti pada Semar
- Plolo : menggambarkan watak yang bodoh dan mudah dibohongi, seprti matanya Bagong dan Togog
Jadi orang yang membuat wayang tersebut tidak sembarangan membuat, tapi memiliki arti dari fisiknya.
Pagelaran wayang yang dibawakan oleh seorang dalang dan diiringi oleh beberapa wiyaga serta sinden yang mengalunkan suaranya sebagai back song pada acara pagelaran tersebut, menyampaikan cerita lika-liku kehidupan manusia pada jaman dahulu hingga sekarang. Amanat yang disampaikan pun bersifat implisit atau tidak diterangkan secara langsung, melainkan kita sendiri yang mencari amanat tersebut.
Dapat kita cermati apa saja yang dapat kita pelajari dari runtutan cerita yang disampaikan oleh sang dalang. Seperti tokoh Pandawa yang memiliki sifat baik hati, tidak sombong dan bijaksana. Mereka selalu membela yang benar dan memerangi mereka yang tamak akan kehidupan dunia. Selalu welas asih, dan menyayangi satu sama lain. Sedangkan tokoh Kurawa yang memiliki ambisi yang kuat untuk menguasai dunia, mereka rela memerangi saudara mereka sendiri demi memenuhi keinginan mereka, selalu menganiaya siapapun yang menentang kenginan mereka. Jadi kita dapat meniru Pandawa dan menghindari sifat Kurawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar